Mengenal Sejarah Dan Keindahan Keraton Surakarta Hadiningrat

Keraton Surakarta Hadiningrat Kota Surakarta Solo

Kota Surakarta ini merupakan kota terbesar ketiga di Pulau jawa. Kota Surakarta atau bisa juga disebut sebagai kota Solo, Surakarta merupakan pewaris Kesultanan Mataram yang dipecah melalui Perjanjian Giyanti, pada tahun 1755. Di Kota Surakarta ini juga memiliki cerita bersejarah yang menarik didalamnya.

depan keraton
by calvin cokro

Selain sejarahnya Kota Surakarta ini juga memiliki banyak sekali tempat wisata yang populer dan terkenal salah satunya yaitu tempat bersejarah Keraton Surakarta Hardiningrat. Keraton Surakarta ini adalah istana resmi Kasunanan Surakarta.

Di keraton ini juga terdapat pemandangan keraton dengan bangunan khas dari Solo. Sangat menarik bukan, tidak heran banyak sekali para wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang mengunjungi keraton ini.

Keraton Surakarta Hadiningrat
Keraton Surakarta Hadiningrat

Keraton Surakarta Hadiningrat ini merupakan salah satu bangunan yang eksotis pada zamannya. Salah satu arsitek istana ini adalah Pangeran Mangkubumi yang juga menjadi arsitek utama Keraton Yogyakarta. Tidak heran wisata ini sangat populer dan terkenal di kalangan mancanegara.

Jika kalian mengunjungi wisata ini kalian bisa berlibur sembari belajar dan mengetahui sejarah sejarah yang terdapat di wisata ini. Dibawah ini saya akan membahas tentang sejarah dari keraton Surakarta hadiningrat, lokasi, warisan budaya.

Keraton Surakarta Hadiningrat

keraton
by Fikri Mustafat

Keraton Surakarta Hadiningrat ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwana II. Dan didirikan pada tahun 1744. Walaupun keraton ini sudah diresmikan telah menjadi bagian republik Indonesia sejak tahun 1945,

pakubuwono
by Amelia Martira

kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal Sri Sunan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kerajaan hingga saat ini.

Keraton ini juga merupakan salah satu objek wisata utama di Kota Surakarta ini. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kasunanan,

seperti replica pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan contoh arsitektur Istana Jawa Tradisional yang terbaik.

patung
by Evi Nur

Kompleks Keraton ini meliputi: kompleks alun-alun Lor/Utara, Kompleks sasana sumewa, kompleks siti hinggil, kompleks kamandunan, sri manganti, kedaton, kamagangan, dan masih banyak kompleks yang terdapat di keraton ini.

Sangat banyak bukan, sudah dipastikan keraton ini sangat luas. Anda bisa melakukan berbagai aktifitas disana seperti jalan-jalan sembari melihat atau mendengarkan sejarah sejarah di keraton keraton surakarta hadiningrat atau yang lainnya.

Sejarah Singkat Keraton Surakarta Hadiningrat

Sejarah keraton ini sudah dipastikan pada zaman dulu atau zaman Belanda. Kesultanan mataram kacau akibat pemberontakan Trunajaya tahun 1677 ibukotanya oleh Susuhunan Amangkurat II dipindahkan di Kartasura.

Pada masa Susuhunan pakubuwana II memegang tampuk pemerintahan, Mataram mendapat serbuan dari pemberontakan orang-orang Tionghoa yang mendapat dukungan dari orang-orang Jawa anti VOC tahun 1742, dan Mataram berpusat di Kartasura saat itu mengalami keruntuhannya.

Baca Juga  Serunya Berenang Bersama Ikan Dewa Di Cibulan Kuningan

Kota Kartasura berhasil direbut kembali berkat bantuan Adipati Cakraningrat IV, penguasa Madura Barat yang merupakan sekutu VOC, namun keadaannya sudah rusak parah.

Susuhunan Pakubuwana II yang menyingkir ke Ponorogo, kemudian memutuskan untuk membangun istana baru di desa sala sebagai ibukota Mataram yang baru.

Bangunan Keraton Kartasura yang sudah hancur dan dianggap “tercemar”. Susuhunan Pakubuwana II lalu memerintahkan Tumenggung Hanggawangsa bersama Tumenggung Mangkuydha,

serta komandan pasukan Belanda, J.A.B. van Hohendorff, untuk mencari lokasi ibu kota atau keraton yang baru. Untuk itu dibangunlah keraton baru berjarak 20 Km ke arah tenggara dari kartasura, tepatknya di desa sala tidak jauh dari bengawan solo.

Untuk pembangunan keraton surakarta hadiningrat ini, Susuhunan Pakubuwana II membeli tanah seharga selaksa keping emas yang diberikan kepada akuwu atau lurah desa sala yang dikenal sebagai Ki Gede Sala. Saat keraton dibangun, Ki Gede Sala meninggal dan dimakamkan di area keraton.

Setelah Istana kerajaan selesei dibangun, nama desa sala kemudian diubah menjadi Surakarta hadiningrat. Istana ini pula menjadi saksi bisu penyerahan kedaulatan kesultanan mataram oleh Susuhunan Pakubuwana II kepada VOC pada tahun 1794, Setelah perjanjian giyanti tahun 1755, keraton ini kemudian dijadikan istana resmi bagi kasunanan Surakarta.

Kompleks keraton ini juga dikelilingi dengan Baluwarti yaitu sebuah dinding pertahanan atau benteng dengan tinggi sekitar tiga sampai lima meter dan tebal sekitar satu meter tanpa anjungan. Dinding ini melingkungi sebuah daerah berbentuk persegi panjang. Daerah itu berukuran lebar sekitar lima ratus meter dan panjang sekitar tujuh ratus meter.

Lokasi Keraton Surakarta Hadiningrat



Untuk lokasinya juga sangat mudah dijangkau dan dilewati kendaraan umum seperti bus, angkot atau pribadi seperti motor, mobil dijamin anda tidak akan nyasar. Yaa karna wisata ini sangatlah terkenal pasti masyarakat tau lokasi tersebut.

Destinasi Keraton Surakarta Hadiningrat
Alamat Baluwarti, Kec. Ps. Kliwon, 
Kota/Kecamatan Kota Surakarta, Jawa Tengah 57144
No. Telepon
Jam Buka
  • Senin – Kamis / 09.00-14.00
  • Jum’at – Libur
  • Sabtu – Minggu jam 09.00-15.00
Wahana Bangunan Bersejarah
  • Hari Jumat tutup yaa jadii jangan sampai kalian datang ke keraton ini saat hari jumat.

Bagi kalian pecinta sejarah dengan sejarah zaman dahulu tempat ini sangat pas untuk anda. Wisata Ini juga sangat pas untuk anak-anak jadi anak-anak bisa mengenal tentang sejarah sejarah pada zaman Belanda.

Warisan Budaya Keraton Surakarta

by Amelia Martira

Selain sejarah dan kemegahan bangunan keraton surakarta hadiningrat ini juga memiliki suatu warisan busaya yang tak ternilai. Diantaranya adalah upacara-upacara adat, tari-tarian sacral, music, dan pusaka.

meriam
by Maulana Ilyas

Upacarra adat yang terkenal adalah upacara Garebeg, upacara Sekaten, dan upacara malam Satu Sura. Upacara yang berasal dari zaman kerajaan ini hingga sekarang terus dilaksankan dan merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dilindungi.

  • Grebeg

Upacara garebeg atau grebeg diselenggarakankeraton surakarta hadiningrat tiga kali dalam satu tahun kalender jawa yaitu pada tanggal dua belas bulan maulun bulan ketiga, tanggal satu bulan sawal bulan kesepulu, dan tanggal sepuluh bulan besar bulan kedua belas.

Baca Juga  Saloka Theme Park Wahana Permainan Terbesar Di Jawa Tengah
grebeg
by Shella Aprilliya

Pada hari tersebut Sri Sunan mengeluarkan sedekahnya sebagai perwujudan rasa syukur kepada Allah atas kemakmuran kerajaan. Sedekah ini, yang disebut dengan Hajad Dalem berupa pareden atau gunungan yang terdiri dari gunungan kakung dan gunungan estri atau lelaki dan perempuan.



Gunung kakung atau lelaki berbentuk seperti kerucut terpancung dengan ujung sebelah atas agak membulat. Sebagian besar gunungan ini terdiri dari sayuran kacang panjang yang berwarna hijau yang dirangkaikan dengan cabai merah, telur itik, dan beberapa perlengkapan makanan kering lainnya. Di sisi kanan dan kirinya di pasangi rangkaian bendera Indonesia dalam ukuran kecil.

Gunungan Esti atau perempuan berbentuk seperti keranjang bunga yang penuh dengan rangkaian bunga sebagian besar disusun dari makanan kering yang terbuat dari beras maupun beras ketan yang berbentuk lingkaran dan runcing. Gunungan ini juga dihiasi bendera Indonesia kecil di atasnya.

  • Sekaten

Sekaten merupakan sebuah upacara kerajaan yang dilaksanakan selama tujuh hari untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad. Kono asal usul upacara ini sejak Kesultanan Demak.

Upacara ini sebenarnya merupakan sebuah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad. Menurut cerita rakyat kata Sekaten berasal dari istilah credo dalam agama islam, syahadatain.

  • Satu Sura

Malam satu sura dalam masyarakat Jawa adalah suatu perayaan tahun baru. Menurut kalender Jawa malam satu sura jatuh mulai terbenam matahari pada hari terakhir bulan terakhir kalender jawa sampai terbitnya matahari pada hari pertama bulan pertama tahun berikutnya.

Di keraton Surakarta upacara ini diperingati dengan Kirab Mubeng Beteng atau perarakan mengelilingi benteng keraton.

Upacara ini dimulai dari kompleks kamandungan lor melalui kori brajanala lor kemudia mengitari seluruh kawasan keraton dengan arah berkebalikan arah putaran jarum jam dan berakhir di halaman kamandungan lor.

Dalam prosesi ini pusaka keraton menjadi bagian utama dan diposisikan di barisan depan kemudian baru diikuti para pembesar keraton, para pegawai dan akhirnya masyarakat.



Uniknya adalah di barisan terdepan ditempatkan pusaka yang berupa sekawanan kerbau albino keturunan kerbau pusaka kesayangan Susuhunan Pakubuwana II.

  • Pusaka dan tari-tarian sakral

Keraton Surakarta memiliki sejumlah koleksi pusaka kerajaan diantaranya berupa singgasana Sri Sunan, perangkat music gamelan dan koleksi senjata.

Di antara koleksi gamelan adalah Kyai Guntursari dan Kyai Gunturmadu yang hanya dimainkan atau dibunyikan pada saat upacara sekaten.

Selain memiliki pusaka keraton Surakarta juga memiliki tari-tarian khas yang hanya dipentaskan pada upacara-upacara tertentu.

Sebagai contoh tarian sacral adalah Bedhaya Ketawang yang hanya dipentaskan pada saat pemahkotaan dan hari peringatan kenaikan tahta Sri Sunan.

Back to top button